Friday, 25 October 2019 14:31

Terus Berupaya Meningkatkan Mutu, Fakultas Syariah Adakan Workshop Implementasi SPMI

Written by

Dalam rangka membangun budaya mutu di perguruan tinggi melalui implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sebagaimana diamanatkan Bab III Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Fakultas Syariah (Fasya) terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Komitmen tersebut dilakukan melalui berbagai upaya, diantaranya adalah mengadakan Workshop Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal yang diadakan pada tanggal 17-18 Oktober 2019. Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang sudah cukup berpengalaman yaitu Dr. H. Ahmad Bahiej, SH., M.Hum. dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Acara dibuka langsung oleh Dekan Fasya, Dr. Akhmad Jalaludin, MA. beliau menekankan pentingnya acaranya ini bagi institusi, khususnya Fasya IAIN Pekalongan. “Apabila kita ingin bersaing sebagaimana yang ada dalam visi, untuk bisa kompetitif kita harus memberikan produk yang bermutu. Sehingga mutu menjadi sangat penting dan menjadi keberlangsungan sebuah institusi. Yang paling penting dari peningkatan mutu adalah sikap mental, inilah yang membedakan satu institusi dengan lainnya sehingga ada yang maju dan yang tertinggal, urainya.

Kegiatan wokshop dipandu langsung oleh Ketua Gugus Kendali Mutu (GKM) Fasya IAIN Pekalongan, Uswatun Hasanah, MSI., yang ternyata meupakan mahasiswa Dr. Bahiej ketika masih kuliah S1 di Jogja. Mengawali cerita beliau sudah beberapa periode membidangi penjaminan mutu di UIN Sunan Kalijaga, Bahiej tampak sangat menguasai arah perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya perguruan tinggi Islam.

Sebagaimana yang diharapkan Dekan Fasya, Bahiej menjelaskan bahwa Fakultas harus memiliki sasaran mutu yang bisa diukur dari output yang dihasilkan, paling tidak selama satu semester. Memang penjaminan mutu biasanya dipegang oleh institut, akan tetapi akan lebih baik lagi jika masing-masing fakultas mempunyai rencana dan sasaran mutu. Akhmad Jalaludin berharap di fakultas lebih kepada operasionalnya, karena Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) yang ada di tingkat institut juga telah merancang Kebijakan Mutu, Manual Mutu dan Standar Mutu.

Di perguruan tinggi harus mempersiapkan dokumen-dokumen untuk meningkatkan mutu. Menjadi tugas dari masing-masing fakultas untuk mempersiapkan rencana mutu dan sasaran mutu. Pencapaian mutu biasanya diukur dari dua faktor yaitu internal dan eksternal. Dari eksternal adalah dengan akreditasi dan dari internal adalah dari LPM IAIN Pekalongan sendiri. Bahiej berharap setelah workshop usai, peserta telah memiliki hasil yang bisa dibawa ke fakultas yaitu Sasaran Mutu dan Rencana Mutu.

Pada tahun 2019 ini telah disusun SPMI yang baru dengan menerapkan 9 standar/kriteria yang sebelumnya dari 7 standar. Maka, menurut Bahiej, “jika kegiatan ini membawa hasil berarti Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menjadi fakultas yang pertama memiliki dokumen mutu dengan 9 standar, karena di UIN Jogja sendiri hal ini baru pada tahapan rencana, imbuh Ketua Pengendali Sistem Mutu Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.